Fenomena “Air Ajaib”, Dianggap Sembuhkan Penyakit

Fenomena “Air Ajaib”, Dianggap Sembuhkan Penyakit

Fenomena munculnya \"air ajaib\" dari celah batu di Dusun Luang Batu Api Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur, telah membuat heboh. Air disebut ajaib ini dianggap bisa menyembuhkan sejumlah penyakit. AIRULLAH SYEKHDI, KAUR PULUHAN hingga ratusan warga dari berbagai daerah datang setiap harinya. Lokasi air ajaib ini berada dilahan perkebunan kopi milik Rasmawadi (45) warga Desa Ulak Bandung. Setidaknya membutuhkan waktu lebih satu jam menggunakan mobil atau motor menuju lokasi tersebut dari Kota Bintuhan. Untuk sampai ke lokasi pemandian, para pengunjung harus berjalan kaki sekitar 300 meter dari tempat parkir kendaraan memang telah disediakan dengan membayar biaya Rp 2.000 hingga Rp 5000. Untuk memudahkan warga mengambil air, warga sekitar memasang pipa sebanyak tujuh titik, yang hingga saat ini terus diserbu pengunjung. “Orang mandi disini hampir setiap hari dan kalau paling ramai itu hari libur, karena air ini diyakini bisa menyembuhkan penyakit seperti stroke, dan juga bisa buat orang segar,” ujar Ahmad (43), warga setempat kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (10/12). \"\"Hampir setiap hari di seputaran perkebunan Luang Baru Api, terlihat kendaraan roda empat berbagai mereka dan motor sudah berjejer dijalan raya. Memang tidak sulit menemukan lokasi ini hanya butuh keuletan dan ketabahan saat berjalan menuju Muara Sahung, mengingat lokasi ini jalannya cukup sempit ditambah dengan banyak kerusakan dan berlobang sana sini. Untuk menuju lokasi pemandian air ajaib setidaknya butuh perjalanan kaki kurang lebih 300 meter dengan tebing yang cukup curam. Untuk menyiasati ini pihak pemilik kebun dan warga sekitar memasang kayu sebagai pegangan turun serta membuat tangga-tangga dari tanah. Sebagaian warga sekitar menawarkan jasa dengan imbalan Rp 20 ribu membantu anak-anak, Rp 150 ribu untuk orang dewasa.

“Jalan untuk menuju lokasi ini memang licin apalagi kalau musim hujan seperti ini, dan kalau tidak juga disini disediakan upah untuk mengangkut orang dan juga air,” ujarnya.
Dikatakannya, tarif jauh lebih murah untuk membawa jerigen berisikan 5 liter air dipinta biaya jasa angkut sebesar Rp 5 ribu satu jerigen sementara untuk jerigen galon Rp 20 Ribu jerigen tanggung Rp 10 Ribu. Di lokasi itu terdapat satu sumber air yang dibagi oleh pihak pengelola menjadi dua bagian masing-masing untuk laki-laki dan wanita. Di pemandian wanita terdapat paralon tiga buah sementara di tempat lelaki terdapat paralon dua buah yang mengucur deras air. Terlihat puluhan warga yang antusias sembari bersemangat tinggi mandi di air yang terbilang jernih tersebut. Biasanya warga yang mandi di air ajaib ini karena ingin menyebuhkan penyakit dan ingin cantik. Hal inilah yang membuat heboh warga karena sudah ada beberapa orang yang dulunya mengalami stroke, namun setelah mandi di air tersebut sembuh. Juga dari informasi dan banyak warga datang yang mandi dan membawa jerigen dan menyakini air itu bisa menyebuhkan penyakit. Alhasilnya menyebar dari mulut ke mulut dan membuat banyak dikunjungi warga dari berbagai daerah yang ingin merasakan khasiat air ajaib itu. “Memang dulunya wilayah ini (luang batu Api) terkenal banyak batu termasuk juga batu hijau dan jenis batu giok,\" katanya. DLH: Awas Ada Bakteri Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaur beberapa hari lalu telah melakukan pengecekan sampel dan melakukan uji coba laboratorium langsung di lapangan. Hasilnya cukup menakjubkan, kualitas air ajaib Muara Sahung jauh diatas air galian di sejumlah daerah yang mana tingkat derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan (pH) air ajaib mencapai 8-9.
“Hasil pengukuran ini kami lakukan saat cuaca sedang usai hujan  larutan (pH) air ajaib 8-9, tapi kalau cuaca panas larutan (pH) air ajaib bisa mencapai 10-11. Sedangkan air zam zam pH tertingginya mencapai 12-13,” kata Kepala DLH Kaur Syahril S Pd melalui Kabid Pengendalian dan pencemaran lingkungan Elisa ST belum lama ini.
Dikatakannya, ia bersama dengan tim Laboratorium Lingkungan Hidup langsung mengambil sampel ke lokasi dan melakukan pengukuran langsung beberapa hari yang lalu. Ia mengakui dengan kondisi pH demikian bila di musim hujan sebaiknya air ajaib tetap dimasak untuk dikonsumsi langsung. Tetapi untuk konsumsi lebih lanjut sebaiknya air di masak terlebih dahulu karena air masih memiliki bakteri. “Kalau untuk di minum tetap sebaiknya ini di masak, kecuali untuk mandi, sebab berdasarkan uji yang kita lakukan pH nya belum diatas angka 10 kalau menurut kesehatan pH dengan angka demikian tetap wajib dimasak,” imbaunya. Ditambahkannya, meski begitu dia mengakui bila diukur dengan sejumlah air minum lain pH air ajaib Muara Sahung masuk dalam kategori pH tertinggi, sebab air sumur yang biasa dikonsumsi masyarakat pHnya biasanya hanya mampu mencapai level 5-6 saja. Tingginya PH ini dianggap lantaran air ajaib sumber airnya berada di lembah yang juga berasal dari himpitan bebatuan yang diperkirakan. Selaian itu masih asrinya lingkungan menjadi salah satu faktor utamanya. “Kualitas pH nya merupakan air terbaik di Kabupaten Kaur, ini tak bisa dipungkiri lagi kita sudah melakukan uji coba laboratorium,” tandasnya.(**)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: